Saturday, December 17, 2011

STUDI KASUS - MASALAH KESULITAN BELAJAR PADA ANAK


LATAR BELAKANG TIMBULNYA MASALAH.
Kesulitan belajar dapat dialami oleh siapa saja. Termasuk S.R (inisial nama), anak laki-laki, siswa kelas2 SMP negeri di Depok ini mengalami kesulitan dalam belajar. Hal ini dilatarbelakangi oleh dua faktor, internal dan eksternal. Faktor internal yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar adalah:
  1. Daya tangkap yang tidak sama dengan siswa seusianya, cenderung rendah.
  2. Aktifitas belajar yang kurang, lebih banyak bermain daripada belajar. Pulang sekolah, ia senang bermain bola dengan teman-teman di dekat rumahnya, pada malam hari, waktunya dihabiskan dengan bermain games di computer. Ia hanya belajar disaat ada PR dan ulangan keesokan harinya.
  3. Kebiasaan belajar yang kurang baik, hanya dengan cara hafalan tidak dengan pemahaman. Pada pelajaran matematika, ia menghafalkan rumus-rumus, ketika mengerjakan soal latihan, ia sering mengalami kesulitan karena tidak memahami pengaplikasian rumus tersebut.
Sedangkan faktor eksternal yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar adalah sebagai berikut:

  1. Cara mengajar guru yang tidak memfasilitasi gaya belajar siswa, contohnya pada pelajaran IPA, gurunya hanya memberikan soal dan menilai tugas yang ia kerjakan, tidak ada feedback yang didapat, hanya sedikit penjelasan materi pelajaran. 
  2. Terdapat salah satu guru mata pelajaran yang galak, sehingga menyebabkan ia tidak suka pada pelajaran tersebut, menganggap sulit dan merasa terbebani untuk mempelajarinya. 
  3. Tidak ada motivasi dalam belajar
 
PERILAKU YANG TIMBUL
Kesulitan dalam belajar menimbulkan beberapa perilaku yang tidak baik, seperti:
  1. Ia lebih senang mengobrol daripada mendiskusikan pelajaran
  2. Menjadi malas belajar 
  3. Tidak mengerjakan PR dan menyontek PR di sekolah sebelum pelajaran dimulai 
  4. Suka memberontak ketika diperingati oleh guru dan orang tua

DAMPAK YANG TIMBUL Perilaku yang tidak baik tersebut berdampak negatif bagi dirinya dan orang-orang disekitarnya, yaitu:
  1. Tidak mendapatkan prestasi di sekolah
  2. Nilai ulangan harian dan ujian sekolah cenderung rendah (50-75), dibawah rata-rata, nilai paling tinggi 75. 
  3. Teman sekelasnya sering merasa terganggu karena dipaksa memberikan jawaban PR 
  4. Guru memberikan peringatan kepadanya agar tidak menyontek

PERAN GURU MENGATASI MASALAH
Untuk mengatasi masalah kesulitan belajar, hal yang sebaiknya dilakukan guru untuk membantu siswa mengatasi kesulitannya adalah sebagaiu berikut:
  1. Meneliti dan menganalisis sumber masalah yang dialami siswa.
  2. Melakukan interview dengan orang-orang terdekat. (orang tua diutamakan) 
  3. Melakukan pendekatan personal dengan siswa. 
  4. Memberikan bimbingan secara mendalam dan terus menerus. 
  5. Memberikan pengarahan kepada guru yang bersangkutan (yang berperan dalam proses pengajaran siswa) untuk memperbaiki strategi dan metode pembelajaran yang efektif sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman bagi siswa.
  6. Memberikan motivasi tambahan dengan memberikan pengarahan kepada setiap siswa untuk menciptakan situasi belajar yang kondusif.

No comments:

Post a Comment