Saturday, December 17, 2011

Komunitas Parkour: Kami ada, kami tidak berbahaya


Jakarta - Minggu, (17/11), genap empat tahun komunitas parkour berkembang di Indonesia. Perayaan berlangsung serempak di seluruh daerah, termasuk Jakarta. Acara dimeriahkan dengan momen spesial yaitu melakukan press up sebanyak 44 kali, quadrupedal sejauh 400 meter dan foto bersama seluruh anggota parkour Jakarta di taman Monas. Tak sedikit pengunjung Monas saat itu yang terpukau menonton aksi para anggota pakour Jakarta ini.



Namun, anggapan penonton mengenai komunitas parkour sering disalahartikan. Mereka mengira bahwa parkour adalah kegiatan yang membahayakan keselamatan jiwa, seperti melompat dari satu gedung ke gedung yang lain atau berlari dan melompati tembok pagar. Jika dicermati lebih jauh, banyak hal positif yang bisa diperoleh dari komunitas parkour.

Berangkat dari sejarah, Parkour dibentuk oleh seorang pria berkewarganegaraan Prancis, David Belle (37 tahun). Ia terinspirasi dari sang Ayah yang merupakan seorang tentara Perancis sekaligus pemadam kebakaran militer. David diajarkan latihan militer oleh ayahnya sejak ia berusia 7 tahun. Latihan militer sederhana inilah yang pada akhirnya dikenal sebagai Parkour. David bertekad untuk menyebarluaskan parkour ke seluruh penjuru dunia.

Di Indonesia, komunitas parkour hadir sejak tahun 2007 di Jakarta. Latihan dilakukan secara rutin setiap hari minggu di Krida Loka, Senayan. Jumlah anggotanya kini mencapai 80 orang, terdiri dari berbagai usia dan kalangan. “Kami ingin seluruh masyarakat tahu apa itu parkour dan tidak menganggap parkour sebagai kegiatan berbahaya”, tegas Iqbal salah satu pembicara dalam MC ulang tahun parkour Indonesia.

Pada dasarnya parkour merupakan sebuah disiplin seni berpindah tempat dengan cepat dan efisien. Dampak positif latihan berupa kesehatan fisik, psikologis, dan mental. “Contohnya salah satu teman saya, Bukit, berat badan sebelumnya 120 kg, cepat ngos-ngosan kalau lari, setelah latihan Parkour dalam waktu 7 bulan, beratnya turun menjadi 80 kg plus bisa melompat dan berlari cepat.”, tutur Rian. Secara psikologis, emosi lebih terkontrol, disiplin dan hidup lebih teratur. Selain itu, mental lebih kuat karena keberanian, keaktifan, dan solidaritas terbentuk dalam setiap diri para anggota.

Meningkatnya kekuatan fisik dan kegesitan tubuh berguna dalam membantu masyarakat sekitar. Iqbal menuturkan, hal-hal sederhana yang dapat diterapkan dari hasil latihan adalah membantu korban kecopetan, membantu dinas kebakaran yang sedang bertugas, dan masih banyak lagi. Dari hal-hal kecil inilah Parkour Jakarta bertekad untuk terus mengembangkan sayap dari tingkat komunitas amatir menjadi professional hingga terwujudnya tujuan dan cita-cita parkour Indonesia.

No comments:

Post a Comment